
Sumber Gambar: Pexels/Artempotrez
Diabetes adalah salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia yang sering disebut sebagai silent killer. Bukan tanpa alasan, penyakit ini bisa berkembang tanpa gejala yang jelas, dan ketika akhirnya terdeteksi, sering kali sudah berada di tahap lanjut.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 422 juta orang di dunia hidup dengan diabetes, dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat. Di Indonesia sendiri, data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi diabetes pada usia di atas 15 tahun mencapai 10,9%, dan banyak dari mereka yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah mengidap penyakit ini.
Salah satu penyebab mengapa banyak orang tidak sadar adalah karena gejala awal diabetes sering kali dianggap sepele atau mirip dengan masalah kesehatan ringan sehari-hari.
1. Memahami Apa Itu Diabetes
Diabetes terjadi ketika kadar gula darah (glukosa) dalam tubuh terlalu tinggi. Glukosa sebenarnya adalah sumber energi utama bagi sel-sel tubuh, tetapi agar bisa digunakan, glukosa memerlukan bantuan hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas.
Masalahnya, pada penderita diabetes:
- Tubuh tidak memproduksi insulin sama sekali (diabetes tipe 1), atau
- Tubuh memproduksi insulin tetapi tidak menggunakannya secara efektif (diabetes tipe 2).
Akibatnya, glukosa menumpuk di dalam darah, yang kemudian memicu berbagai gangguan kesehatan, mulai dari kerusakan pembuluh darah hingga komplikasi pada organ vital seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf.
2. Mengapa Gejala Awal Sering Tidak Disadari?
Gejala awal diabetes biasanya muncul perlahan. Banyak orang menganggapnya sebagai kelelahan biasa, efek dari kurang tidur, atau tanda penuaan. Ada beberapa alasan mengapa gejala ini sering diabaikan:
- Sifatnya ringan di awal – tubuh beradaptasi dengan perubahan kadar gula, sehingga gejala terasa tidak signifikan.
- Mirip penyakit lain – misalnya pandangan kabur bisa disangka mata lelah, atau sering buang air kecil dianggap akibat banyak minum.
- Kurangnya kebiasaan cek kesehatan rutin – banyak orang baru memeriksa kadar gula darah ketika gejala sudah mengganggu aktivitas harian.
3. Daftar Gejala Awal Diabetes yang Sering Terlewat
Berikut adalah beberapa gejala awal diabetes yang perlu diwaspadai, lengkap dengan penjelasan:
Gejala | Penjelasan | Mengapa Terjadi |
---|---|---|
Sering buang air kecil (poliuria) | Frekuensi buang air kecil meningkat, terutama di malam hari. | Kadar gula tinggi membuat ginjal bekerja ekstra untuk membuang kelebihan glukosa melalui urine. |
Rasa haus berlebihan (polidipsia) | Tidak hilang meski sudah minum banyak air. | Tubuh kehilangan banyak cairan akibat sering buang air kecil, sehingga memicu rasa haus. |
Mudah lapar (polifagia) | Rasa lapar datang lebih cepat dari biasanya. | Sel tubuh kekurangan energi karena glukosa tidak bisa masuk dengan baik. |
Berat badan turun tanpa sebab | Terjadi walau tidak sedang diet atau olahraga berlebihan. | Tubuh membakar lemak dan otot sebagai sumber energi pengganti glukosa. |
Pandangan kabur | Penglihatan buram sementara. | Kadar gula tinggi memengaruhi bentuk lensa mata dan cairan di dalamnya. |
Luka sulit sembuh | Luka kecil memerlukan waktu lama untuk kering. | Aliran darah terganggu dan sistem imun melemah akibat tingginya gula darah. |
Kesemutan atau mati rasa | Terutama di ujung jari tangan dan kaki. | Kerusakan saraf (neuropati diabetik) akibat kadar gula tinggi. |
Infeksi kulit atau gusi yang sering kambuh | Bisa berupa infeksi jamur, bisul, atau radang gusi. | Gula darah tinggi memicu pertumbuhan bakteri dan jamur. |
Kelelahan berlebihan | Lemas meski cukup tidur dan istirahat. | Energi dari glukosa tidak tersalurkan ke sel dengan efektif. |
4. Studi Kasus: Ketika Gejala Diabaikan
Bayangkan seseorang bernama Rudi, usia 38 tahun, yang mulai sering merasa haus dan buang air kecil lebih dari biasanya. Awalnya ia mengira ini hanya karena cuaca panas dan banyak minum. Namun, beberapa bulan kemudian, Rudi mulai mengalami pandangan kabur dan berat badannya turun drastis.
Ketika akhirnya memeriksakan diri, kadar gula darah puasa Rudi mencapai 230 mg/dL — jauh di atas batas normal (70–100 mg/dL). Ia terdiagnosis diabetes tipe 2 dan sudah mengalami neuropati ringan.
Kasus seperti Rudi sering terjadi karena orang cenderung mengabaikan sinyal yang dikirim tubuh.
5. Faktor Risiko Diabetes
Meskipun siapa pun bisa terkena diabetes, ada beberapa faktor yang membuat risikonya lebih tinggi:
- Riwayat keluarga dengan diabetes.
- Berat badan berlebih atau obesitas, terutama di area perut.
- Pola makan tinggi gula dan karbohidrat olahan.
- Jarang beraktivitas fisik.
- Usia di atas 40 tahun (meskipun sekarang banyak kasus pada usia lebih muda).
- Tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol abnormal.
- Pernah mengalami diabetes gestasional saat hamil.
6. Pemeriksaan untuk Deteksi Dini
Jika mengalami gejala di atas atau memiliki faktor risiko, lakukan pemeriksaan:
- Tes gula darah puasa (FPG) → normal <100 mg/dL.
- Tes HbA1c → mengukur rata-rata kadar gula darah selama 3 bulan terakhir.
- Tes toleransi glukosa oral (OGTT).
Pemeriksaan rutin setidaknya setahun sekali sangat disarankan, bahkan jika merasa sehat.
7. Dampak Jika Gejala Awal Terabaikan
Mengabaikan gejala awal diabetes bisa berakibat fatal. Kadar gula darah yang tidak terkendali dapat memicu:
- Penyakit jantung dan stroke.
- Gagal ginjal.
- Gangguan penglihatan hingga kebutaan.
- Kerusakan saraf yang berujung amputasi.
- Masalah kulit kronis.
8. Langkah Pencegahan Diabetes
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Beberapa langkah pencegahan yang terbukti efektif:
- Pola makan seimbang → perbanyak sayur, buah, protein tanpa lemak, dan batasi gula tambahan.
- Olahraga rutin → minimal 30 menit per hari, 5 hari seminggu.
- Kelola berat badan agar tetap ideal.
- Hindari rokok dan alkohol berlebihan.
- Kelola stres dengan teknik relaksasi, yoga, atau meditasi.
9. Tips Hidup Sehat untuk Menurunkan Risiko
- Ganti minuman manis dengan air putih atau teh herbal.
- Gunakan piring kecil untuk mengontrol porsi makan.
- Tidur cukup 7–8 jam per malam.
- Berjalan kaki setelah makan untuk membantu mengontrol gula darah.
- Rutin cek gula darah, terutama jika ada riwayat keluarga.
Kesimpulan
Diabetes memang penyakit serius, tetapi kabar baiknya adalah deteksi dini dan perubahan gaya hidup dapat mencegah atau mengontrolnya. Jangan anggap remeh tanda-tanda seperti sering buang air kecil, rasa haus yang tidak wajar, mudah lelah, atau luka yang sulit sembuh.
Jika gejala ini muncul, segera lakukan pemeriksaan gula darah. Ingat, mengenali gejala awal diabetes bukan hanya menyelamatkan kesehatan Anda hari ini, tetapi juga masa depan Anda.